Busana tradisional perlu diangkat agar bisa digunakan sehari-hari.
Komunitas Perempuan Berkebaya mendorong tanggal 3 Maret sebagai Hari Kebaya Nasional. Tujuannya agar seluruh masyarakat ikut melestarikan kebaya. “Kami pengen kebaya dan busana tradisional kembali dicintai,” kata Insiator Perempuan Berkebaya Kristin Samah saat ditemui di acara “1000 Perempuan Berkebaya”, Jumat, 3 Maret 2017.
Menurut Kristin, busana tradisional perlu diangkat agar bisa digunakan sehari-hari. Hampir seluruh daerah di Indonesia namun sayangnya penggunaanya kian berkurang. “Mengingatkan pada generasi muda. Sudah banyak yang tak mengenal. Kebaya saat wisuda, menikah, paling sekali-sekali kalau ke kondangan,” ujar Kristin. Dia tak ingin budaya Indonesia tergilas di era globalisasi.
Inisiator Perempuan Berkebaya lain, Rahmi Hidayati, mengatakan acara 100 Perempuan Berkebaya akan menjadi langkah awal kampanye Hari Kebaya. Ke depan, komunitas akan menggelar acara serupa di daerah lain. “Kami mesti sosialisasi ke seluruh Indonesi,” kata Rahmi yang juga Ketua Panitia. Sosialisai ini merupakan bentuk anjuran dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Selain sosialisasi, Kementerian PMK juga menyarankan komunitas untuk membuat penelitian dan buku mengenai kebaya. Kementerian, menurut Rahmi, berjanji akan mengupayakam ke UNICEF, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa di bidang kebudayaan, agar kebaya ditetapkan sebagai warisan dunia dari Indonesia. (Foto: Sundari)
Sumber: https://majalahkartini.co.id/berita/serba-serbi/kelompok-perempuan-dorong-3-maret-sebagai-hari-kebaya-nasional/